- Dampak negatif mengintai sepeda motor yang memaksa menerabas banjir.
- Oli mesin yang tercampur air dapat merusak komponen mesin.
- Lakukan minimal dua kali penggantian oli pasca melewati banjir.
Beberapa hari belakangan, hujan mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tingginya debit air bahkan membuat beberapa titik jalan mengalami banjir. Namun, ada saja pengendara yang memaksa menerobos genangan tersebut tanpa memikirkan dampak negatif ke depannya.
Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan kondisi sepeda motor pasca menerabas banjir. Sebagaimana diketahui, sepeda motor dirancang dengan memerhatikan berbagai aspek. Termasuk pula ground clearance. Aspek ini menjadi salah satu acuan tentang batas aman sebuah motor melewati genangan air.
Mungkin saja saat menerabas banjir, motor tersebut tidak mengalami mati mesin. Tapi, bisa dipastikan jika ketinggian air melebihi keharusannya, air akan masuk melalui celah-celah mesin. Kalau sudah begini, oli mesin bakal tercampur dengan air.
Baca juga: Jangan Asal Nekat Menerabas Banjir, Efeknya Bisa Bikin Dompet Kosong!
Faktanya, tercampurnya oli dan air dapat merusak komponen-komponen mesin. “Kondisi oli yang tercampur dengan air membuat daya pelumasannya tidak maksimal. Sementara komponen di dalam mesin seperti piston, kruk as, noken as dan lain lain membutuhkan pelumasan yang sempurna,” kata Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL).
Potensi Merusak Mesin
Diterangkannya, hal tersebut membuat gesekan antar komponen yang notabene berupa logam tak dapat terhindarkan. “Dengan kata lain, semua komponen tadi akan rusak karena saling bergesekan. Oli yang sudah bercampur air akan kehilangan fungsi pelumasannya, dan jika dibiarkan tentu saja lama kelamaan pasti merusak komponen di dalam mesin,” sahut Brahma lagi dalam keterangan rilis.
Tidak sampai di situ. Bercampurnya pelumas mesin dan air juga membuat oli mengendap. Ujung-ujungnya mengakibatkan saluran oli terpampat. Walhasil, mesin akan mengalami kerusakan parah. Brahma menyebut, satu-satunya cara adalah dengan overhaul. “Kalau sudah seperti ini, harus turun mesin. Setelah itu, endapan oli bisa dibuang dan mengganti komponen yang rusak,” terangnya.
Sifat Asam Air Menimbulkan Korosi
Selain itu, air yang memiliki sifat asam juga berbahaya untuk bagian internal mesin. Disebut Brahma, korosi pada komponen mesin bisa terjadi akibat adanya air.
Baca juga: Uji Langsung Rekomendasi Oli Mesin dan Ban Yamaha NMax, Layak jadi Pilihan?
“Sebaiknya, langsung kuras oli mesin setelah menerabas genangan air yang tinggi atau banjir. Untuk meyakinkannya, cek kondisi oli melalui dipstick. Kalau ada buih, besar kemungkinan air sudah masuk ke mesin. Akan semakin jelas saat oli yang dibuang berwarna seperti kopi susu. Tandanya oli sudah terkontaminasi,” ungkap Brahma.
Dituturkanya lagi, penggantian oli pun sebaiknya dilakukan beberapa kali, untuk memastikan sudah tidak ada air di dalam ruang bakar dan warna oli sudah seperti warna oli yang baru.
Mengganti Oli Setelah Terabas Banjir
“Kalau warna oli sudah seperti coklat susu memang sebaiknya dilakukan minimal dua kali penggantian oli. Supaya memastikan tidak ada lagi air di dalam mesin dan oli yang baru akan memiliki fungsi pelumasan yang maksimal,” tambah Brahma.
Masalah akibat melewati banjir pun bisa merambat ke bagian lain seperti transmisi terutama untuk motor matic. Faktanya, oli transmisi di motor matic ini rentan tercampur air jika nekat menerabas genangan atau banjir, mengingat penggerak rodanya berasal dari area CVT.
“Jika sampai rusak, maka lebih banyak lagi biaya yang harus disiapkan untuk perbaikannya. Untuk efek lain dari oli yang bercampur air, performa mesin terasa berat dan mesin cepat panas,” tutup Brahma.
More Stories
Expert Guidance: Benefits of Consulting a Psychiatrist For Anxiety Disorders
M Casino for Beginners: Tips to Get Started
Ensuring Enhanced Safety: The Role of Crane Load Cells in Heavy Lifting