Industri otomotif global maupun nasional kini mulai beralih menuju elektrifikasi demi mencptakan kendaraan ramah lingkungan. Masyarakat pun turut didorong beralih menggunakan mobil listrik. Karena tidak seperti mesin konvensional, banyak orang yang masih meragukan kemampuan mobil listrik dalam menciptakan engine brake.
Baca juga:
Mau Beralih ke Mobil Listrik, Pilih Toyota bZ4X atau Cukup Wuling Air ev?
Ternyata Ini Alasannya Mobil Listrik Kurang Diminati di Indonesia
Jangan Keliru, Ini Perbedaan Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Murni
Perlu kamu ketahui, mobil listrik juga memiliki semacam engine brake yang disebut regenerative brake. Pengurangan laju kecepatan ini memanfaatkan gaya gesekan yang dihasilkan oleh sisa energi putaran roda yang menggerakkan motor untuk memperlambat laju mobil. Hasil konversi putaran roda ke motor listrik ini menghasilkan daya yang disimpan ke baterai.
Regenerative brake ini dirancang hanya dengan melepas pedal gas, sehingga kadang disebut sebagai fitur one pedal atau single pedal. Namun demikian, sistem engine brake di mobil listrik bisa saja tidak berfungsi karena beberapa sebab. Tentunya hal tersebut cukup berbahaya bila kita sedang mengendarai mobil listrik di jalan menurun yang cukup panjang.
Lantas, bagaimana caranya supaya mobil listrik tetap bisa melakukan regenerative brake? Berikut ini penjelasannya.
Sistem Regenerative Brake, di Engine Brake Mobil Listrik
Hal yang perlu kamu pahami, regenerative brake ini bekerja tak cuma memberi efek seperti engine braket tapi juga berfungsi mengisi daya listrik dalam baterai. Sistem ini hanya bisa bekerja saat kondisi persentase baterai di mobil telah berkurang.
Bila kondisi baterai di mobil terisi penuh, maka sistem pengereman regeneratif berhenti bekerja. Ini karena sensor untuk menjalankan pengereman regeneratif tidak melihat adanya kebutuhan untuk mengisi daya listrik ke baterai.
Bila baterai sudah terisi penuh, maka pengereman di jalan menurun akan cukup berat karena hanya mengandalkan peranti rem di mobil. Bila kita menginjak rem terus-menerus berpotensi membuat rem blong akibat kampas rem kepanasan dan tidak bisa memberi friksi.
Rem Regeneratif Hanya Bisa Bekerja Saat Ada Ruang Kosong di Baterai
Lantas, bagaimana supaya rem regeneratif ini bisa bekerja optimal? Kuncinya jelas hanya satu cara, yaitu hindari mengisi daya listrik di mobil hingga penuh 100%.
Bila memang ingin melakukan perjalanan jauh, biarkan baterai kosong sebagian, dengan mengisi daya hanya sekitar 80-90%. Dengan adanya ruang kosong membuat motor bisa bekerja untuk mengisi daya kembali.
Otomatis, rem regeneratif pasti akan bekerja karena membaca kebutuhan pengisian daya ke baterai yang belum terisi penuh. Bila kamu berencana akan bepergian ke jalan wilayah pegunungan, sebaiknya pelajari dahulu medan jalan yang akan dilalui.
Bila posisinya kamu akan melalui banyak jalur menanjak, maka baterai sebaiknya dalam kondisi hampir penuh karena motor listrik butuh daya yang besar. Tapi kalau kamu posisinya akan melewati jalan yang banyak menurun maka sisakan ruang kosong di baterai setidaknya 10%, supaya rem regeneratif bisa bekerja menahan laju kendaraan sembari melakukan pengisian daya.
Memang efek ‘engine brake’ dari rem regeneratif tak seperti mobil konvensional, tapi setidaknya cukup membantu mengurangi beban kerja rem konvensional agar tidak ngeloss ketika melewati turunan panjang.
Source: Trik Sederhana dan Aman Engine Brake Mobil Listrik di Turunan, Supaya Kampas Rem Tidak Overheat
More Stories
Billionaire Studios Clothing: The Intersection of Luxury and Streetwear
The Essentials Hoodie: The Perfect Blend of Comfort and Design
Expert Guidance: Benefits of Consulting a Psychiatrist For Anxiety Disorders